May302012
Bahkan 2 jet tempur F-16
RI yang datang menghalau, justru di-”lock” oleh F-18 US di perairan Bawean dan
disuruh menjauh.
F-18 US
TNI-AU telah menjalankan tugasnya dengan mengirim F-16 dan mengidentifikasi pesawat asing yang dianggap menerobos.
TNI-AU telah menjalankan tugasnya dengan mengirim F-16 dan mengidentifikasi pesawat asing yang dianggap menerobos.
Tapi bagaimana dengan
peran Arhanud ?.
Tentu Arhanud tidak bisa
berbuat apa-apa karena sistem pertahanan mereka tidak bisa menjangkau F-18 US.
Kalau demikian, satuan mana yang bertanggung jawab menjaga wilayah udara Bawean
?. Padahal tugas Arhanud adalah pertahanan udara medan operasi serta pertahanan
udara nasional.
Meriam anti-serangan udara Mer 23 mm Zur
Dari kasus tersebut, terlihat jelas ada “black hole” dalam sistem pertahanan udara Indonesia.
Dari kasus tersebut, terlihat jelas ada “black hole” dalam sistem pertahanan udara Indonesia.
Kondisi ini membuat
kewibawaan Indonesia berkurang, khususnya terhadap negara-negara tetangga.
Mereka mengetahui Arhanud Indonesia hanya bisa bertahan total sambil menunggu
diserang.
Itu baru ancaman
penyusupan (intruder). Bagaimana pula dengan peran Arhanud untuk melindungi
gerakan satuan lain seperti, Batalyon Tank Leopard 2A6,Heli Serbu MI-35, MLRS,
Skuadron UAV dan lain sebagainya.
Teknologi senjata pesawat telah berkembang dengan pesat. Musuh tidak perlu
lagi menghampiri sasaran untuk melakukan penghancuran. Apakah kondisi ini harus
dihadapi satuan darat Indonesia, dengan mencoba melindungi diri sendiri
mengandalkan rudal panggul jarak pendek/manpads ?.
Diskursus dan pengkajian mendalam tentang pertahanan udara nasional telah dilakukan secara mendalam. Arhanud juga telah mengusulkan dilengkapinya peralatan mereka dengan rudal anti-udara jarak menengah.
Diskursus dan pengkajian mendalam tentang pertahanan udara nasional telah dilakukan secara mendalam. Arhanud juga telah mengusulkan dilengkapinya peralatan mereka dengan rudal anti-udara jarak menengah.
Apakah kekosongan
pertahanan udara itu akan tetap dibiarkan ?. Akankah pesawat pesawat asing
dengan seenaknya melintasi wilayah RI ?.
Beberapa tahun terakhir,
Indonesia terus membeli peralatan tempur yang canggih dan tentunya mahal.
Antara lain: Jet tempur Sukhoi, Helicopter Serbu MI-35, Korvet Sigma, Meriam
155mm Caesar, UAV Heron, Tank tempur Utama Leopard 2A6, dan sebagainya.
Armada perang yang
canggih dan mahal itu membutuhkan “Umbrella”, agar bisa berfungsi dengan
maksimal.
Pengadaan rudal jarak
menengah tampaknya harus menjadi keniscayaan bagi modernisasi alutsista TNI.
Namun, apakah rudal tersebut akan dibeli ?
Jika tidak salah rudal
jarak menengah telah masuk ke dalam daftar belanja alut sista TNI tahun 2011.
Namun rudal yang dipilih, belum jelas.
S-300 RUSIA
Kandidatnya bisa saja S-300P (SA-10 Grumble). Saat ini Rusia benar-benar
mengandalkan rudal S-300P untuk melindungi ibukota negara mereka, Moscow.
bahkan ada sekitar 80 baterai S-300 di sekitar Moscow, untuk melindungi
penduduk dan aset-aset berharga di kota itu.
Teater S-300 yang
digelar Rusia, membuat banyak negara yang juga menggunakan rudal ini, termasuk:
China, Vietnam, Korea Utara, Suriah, Iran, serta negara-negara Amerika Latin
dan Eks-Uni Soviet.
Negara terakhir yang
tertarik dengan S-300 adalah Turki yang nota-bene anggota NATO.
uji coba s-300 IRAN
S-300P mempunyai jarak tembak di atas 150 km dengan kecepatan 4 Mach. Rudal pintar ini mampu menyergap benda yang terbang rendah maupun tinggi (25M- 25KM). Rudal anti serangan udara ini mampu mendeteksi, menyergap dan menghancurkan: Pesawat, Helikopter, Drone, Roket Balistik, serta Peluru Kendali. Varian yang populer saat ini adalah: S-300PMU-1, S-300PMU-2 Favorit (SA-20).
S-300P mempunyai jarak tembak di atas 150 km dengan kecepatan 4 Mach. Rudal pintar ini mampu menyergap benda yang terbang rendah maupun tinggi (25M- 25KM). Rudal anti serangan udara ini mampu mendeteksi, menyergap dan menghancurkan: Pesawat, Helikopter, Drone, Roket Balistik, serta Peluru Kendali. Varian yang populer saat ini adalah: S-300PMU-1, S-300PMU-2 Favorit (SA-20).
China yang menggunakan
SAM S-300 sejak tahun 1990-an, berhasil mengeluarkan varian nyadengan nama
HQ-12 atau FT-2000. Namun HQ-12 lebih didisain untuk menghancurkan Intelligence
Surveillance dan Reconnaissance seperti: E-3 AWACS, E-8 JSTARS dan E-2C
Hawkeye. China mengkombinasikan S-300P dan HQ-12, untuk pertahanan udara
mereka.
Jika tidak berhasil
mendapatkan S-300P Rusia, tampaknya Indonesia akan melirik HQ-16 atau KY-80.
Aparat TNI dari Kosek Hanudnas Tiga Medan, telah melihat uji tembak HQ-16 di
Gurun Gobi China, akhir tahun 2011.
Radar HQ-16 mampu
menjejak sasaran sejauh 150 km dan melakukan pencegatan hingga 50 km. Rudal ini
diklaim China bisa menembak pesawat tempur, rudal terbang tinggi dan rendah,
hingga Drone/UAV.
HQ-16 china
Untuk urusan kehandalan rudal, mungkin China bisa membusungkan dada. jangankan pesawat atau misil, Satelit yang berada di ruang angkasa saja, pernah ditembak jatuh oleh China, untuk menunjukkan kemampuan rudal mereka
Untuk urusan kehandalan rudal, mungkin China bisa membusungkan dada. jangankan pesawat atau misil, Satelit yang berada di ruang angkasa saja, pernah ditembak jatuh oleh China, untuk menunjukkan kemampuan rudal mereka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar